Mengubah Kotoran Menjadi Pakan Hewan( di inggris) Dan Daging Buatan ( di jepang)

Kotoran yang selama ini kita buang ternyata dapat diolah menjdi sumber pangan berikut beritanya

BERITA 1

EDINBURGH, KOMPAS.com - Howard Bell, peneliti dari Food and Environmental Research Agency di Inggris punya solusi ekstrem untuk mengatasi masalah pakan hewan. Ia mengusulkan daur ulang kotoran menjadi makanan hewan dengan bantuan belatung.

"Cerita sebenarnya adalah kita menambang sumber daya yang tak tereksplorasi. Dan, sumber daya besar apa yang tak tereksplorasi? Itu adalah kotoran kita," kata Bell seperti dikutip New Scientst, Rabu (21/11/2012).

Dalam konferensi InnovateUK yang diadakan di Edinburgh, Bell menguraikan idenya. Pertama, kotoran dipakai sebagai media tumbuh belatung. Setelah tumbuh dan gemuk, belatung dikeringkan dan diolah menjadi pakan hewan yang disebutnya "kue belatung".

Lewat proyek ujicoba selama 3 tahun, Bell telah mengukur keefektifan caranya dalam memproduksi pakan hewan. Dari sebanyak 1 ton kotoran dan 100 kg belatung, ia bisa memproduksi 12,5 hingga 35 kilogram pakan.

Bell mengatakan, kandungan nutrisi dalam kue belatung yang dihasilkannya tak kalah dengan pakan hewan yang diolah dari kedelai atau ikan. Kandungan protein dan lemak yang dibutuhkan ternak seperti sapi, babi atau ayam tetap bersaing.

Kalangan industri tertarik dengan ide Bell. Allan Finney dari perusahaan Amerika Serikat, OVRSol telah mengujicoba memproduksi pakan dengan menumbuhkan belatung di media limbah industri makanan dan selanjutnya pada kotoran.

Tes yang dilakukan perusahaan tersebut menyatakan bahwa belatung bisa mengurangi kotoran hingga setengahnya. Belatung juga tahan dengan bakteri coli dan Salmonella sehingga kotoran tak perlu disterilkan.

Perusahaan lain yang berbasis di Cape Town, Afrika Selatan, AgriProtein, tertarik memproduksi kue belatung dengan media limbah darah pemotongan hewan dan dedak. Jason Drew pendiri AgriProtein, mengatakan, pihaknya bisa menghasilkan 100 ton kue belatung per hari.

Soal keamanan daging hewan ternak yang kemudian dimakan manusia, Drew mengatakan bahwa hal itu bukan masalah. "Kita semua memakan dari siklus itu kan, coba tebak apa yang mereka makan," cetusnya.

Sementara Finney mengatakan, dalam proses rantai makanan, jarak antara daging hewan yang dimakan dengan kotoran adalah dua. Dari kotoran ke belatung, lalu ke ternak baru ke manusia. Sementara jika dibandingkan dengan sayuran organik, jaraknya satu, kotoran ke sayuran dan ke manusia.

Cara Bell adalah solusi memproduksi pakan ternak dengan harga murah. Ini sesuai dengan kondisi dimana bahan baku kian mahal. Micheal Rust dari divisi perikanan, National Oceanic and Atmospheric Administration mengatakan, "Kami membayangkan ini sebagai perubahan besar dalam sistem suplai makanan."
Sumber :
NewScientist.com           MERUBAH KOTORAN MENJADI PAKAN HEWAN  
 

BERITA 2
 

Jepang Ciptakan Daging Buatan dari Kotoran Manusia


Peneliti Jepang dari laboratorium Okayama mengatakan negaranya memiliki lumpur limbah yang sangat banyak,sehingga Tokyo Sewarage meminta untuk melakukan sesuatu agar dapat memanfaatkan lumpur limbah.Banyak orang mengakui sifat aneh masyarakat Jepang dan tak heran kalau Peneliti mulai membuat daging tiruan dari kotoran manusia.Peneliti menemukan lumpur limbah (termasuk kotoran manusia) mengandung banyak protein sehingga dapat dikembangkan melalui proses ekstraksi protein berharga dan mengubahnya menjadi pengganti daging yang layak.
Lumpur limbah yang kaya protein karena penuh bakteri yang terbentuk dari kotoran manusia.Tetapi,mikroorganisme yang terkandung tidak berbahaya,karena akan terbunuh oleh panas pada proses manufaktur.Dalam tes awal,daging imitasi dari kotoran manusia rasanya seperti daging sapi.Karena ditambahkan protein kedelai dan ditambah pewarna makanan merah agar tampilan lebih alami. Dalam kandungan nutrisi, burger kotoran tidak terdengar buruk sama sekali karena mengandung 63% protein, karbohidrat 25%, lipid 3% dan mineral 9%.
Peneliti yang bernama Ikeda sendiri mengakui tidak banyak orang yang tertarik untuk mencoba daging, jika mereka tahu itu terbuat dari lumpur limbah dan berisi protein kotoran manusia.Tapi, jika krisis pangan menjadi tidak terkendali, saya tidak akan terkejut melihat orang memperebutkan sepotong daging kotoran.Ikeda juga berharap untuk dapat diproduksi secara massal dan membuat harga yang terjangkau.Ilmuwan Jepang berharap daging palsunya akan mampu bersaing dengan yang alami.

Bagaimana,anda ingin mencoba ?



Apakah Sehat Daging dari Kotoran ini?
Peneliti Jepang menemukan daging sintetis yang berasal dari kotoran manusia. Lantas, apakah temuan itu sehat untuk dikonsumsi manusia?

Menurut para ahli, secara teori temuan itu aman untuk dikonsumsi. Caranya, harus dimasak untuk mematikan penyakit beracun di dalamnya. "Pastikan makanan itu dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi," kata profesor keamanan makanan dari Kansas State University, Douglas Powell, sebagaimana dikutip dari laman livescience.com.

Untuk membuat daging sintetis ini, peneliti Jepang memisahkan protein dari bakteri dalam kotoran. Daging kotoran ini dihasilkan dengan mengekstrak kandungan dasar makanan, seperti karbohidrat, protein, dan lemak dalam kotoran dan mengombinasikan zat-zat itu kembali.

Daging sintetis yang dihasilkan terdiri dri 63 persen protein, 25 persen karbohidrat, tiga persen lemak, dan sembilan persen mineral. Protein dari kedelai ditambahkan dalam proses pembuatan untuk menambah rasa dan warna daging sintetis ini agar tampak lebih merah.

Powell sendiri mengaku tak memahami metode yang digunakan oleh ilmuan Jepang dalam menemukan daging sintetis ini. Tapi dia memperkirakan para ahli Jepang itu memanaskan kotoran terlebih dahulu sebelum mengolahnya.

Powell mengatakan, memakan daging sintetis ini sama halnya memakan tanaman yang dipupuk, sebab nutrisi dalam kotoran itu sama dengan yang terkandung dalam tanaman tersebut.

"Secara teori, tidak ada yang salah dengan daging sintetis ini," kata Powell.

"Ini sangat aman untuk dikonsumsi, tapi saya pastikan ada faktor menjijikkan di sini."

Bagaimana pun, kata Powell, keamanan makanan itu harus diteliti melalui laboratorium. Yang jelas, sebelum dikonsumsi daging sintetis ini harus dimasak terlebih dahulu.

Lantas, bagaimana jika daging sintetis ini tidak dimasak? "Saya tidak akan menyentuhnya," kata Powell.



Sumber : http://4bri.blogspot.com



Komentar

Posting Komentar